Konsep Dunia Satu Keluarga

SEMANGAT DUNIA SATU KELUARGA

Berbicara Dunia Satu Keluarga (DSK) tentu tak akan lepas dari pengertian keluarga itu sendiri.  Dunia Satu Keluarga adalah sebuah prinsip kekeluargaan yang menjadi inti dari perdamaian sesungguhnya konsep ini mengajarkan kita bahwa kita semua merupakan satu keluarga, selaras dengan ajaran Sang Buddha yakni kasih sayang dan cinta kasih sesama makhluk hidup konsep ini memiliki efek yang luar biasa ketika kita semua dapat memahami dan menerapkannya dalam kehidupan kita. Kita masuk ke pembahasan pertama perihal Dunia Satu Keluarga sebelum kita memikirkan untuk menerapkannya , terlebih dahulu kita harus memikirkan dapatkah prinsip atau konsep ini diterima oleh semua insan di dunia?

Dunia ini terdiri dari segala jenis manusia baik ras sifat maupun pemikiran, sebuah tantangan tersendiri bagaimana orang yang menegakkan konsep itu menerapkannya tanpa harus memaksa konsep tersebut karena kita tahu ajaran Sang Buddha tidak bersifat memaksa melainkan membuat kita sadar dan memilih sendiri jalan hidup kita. Perbedaan memang ada namun pantaskah hal tersebut menghalangi jalan menuju keselarasan dan keharmonisan satu keluarga.

Pembahasan kedua Sejarah manusia menuliskan bahwa hanya manusia yang dapat menyesuaikan dirilah ( adaptif) yang dapat mempertahankan hidup. Bukan orang yang kuat yang bisa bertahan tapi orang yang memiliki pribadi yang luhur dan mulia yang bisa bertahan hidup. Dinosaurus paling kuat, tapi sudah punah. Emporium Roma dan Mongolia adalah yang paling kuat, tapi semua tinggal sejarah. Dari dulu hingga sekarang banyak dinasti yang kuat, Negara dan kerajaan yang kuat, atau makhluk yang kuat tapi sekarang sudah punah.

Kini kita memasuki evolusi besar-besaran umat manusia. Hanya yang memiliki konsep pandangan dunia satu keluarga, barulah umat manusia bisa menjadi bangsa yang mulia. Hanyalah bila kita semua memiliki wawasan dunia satu keluarga, barulah umat manusia dapat melangsungkan hidupnya. Dunia satu keluarga artinya walau berbeda kewarganegaraan tetapi kita satu keluarga. Berbeda agama dan keyakinan tetapi kita satu keluarga, beda warna kulit dan kebangsaan tetapi kita satu keluarga, berbeda kultur dan budaya, adat istiadat dan kebiasaan tetapi kita satu keluarga. Kaya-miskin, cantik-jelek, pintar-bodoh, hina-mulia, kita tetap satu keluarga. Seluruh penduduk dunia adalah satu keluarga. Kita mengasihi ayah bunda sendiri, tetapi juga mengasihi ayah bunda sedunia. Kita mengasihi anak-anak kita,kita juga mengasihi anak-anak sedunia. Kita mengasihi bangsa dan Negara kita tetapi kita juga mencintai bangsa dan Negara sedunia. Inilah DSK (mandarin Shi Jie Yi Jia),

Perjuangan mewujudkan dunia satu keluarga adalah perjuangan yang dimulai dari diri sendiri. Hanya dengan dimulai dari diri sendiri akan ada orang yang terpanggil ikut. Memulai dari 1 orang menjadi 10 orang, 10 menjadi 100, 100 lalu 1000, sejuta, semiliar hingga sedunia. Siapakah orang pertama itu? Orang pertama itu adalah diriku sendiri. Akulah yang harus mulai, disini dan sekarang juga. Apa saja pengamalan nyata sebagai wujud semangat dunia satu keluarga kita dalam kehidupan sehari-hari :

Semangat dunia satu keluarga adalah semangat hidup harmonis. Hidup harmonis dengan semua orang. Harmonis adalah hidup selaras, serasi, saling membantu, melengkapi sehingga hidup menjadi indah, damai, dan bahagia. Sama seperti halnya gigi dan lidah satu keras dan tajam sementara yang lain lembut dan tumpul namun keduanya tidak saling melukai mereka dapat bekerjasama dengan harmonis. Gigi bertugas menghancurkan makanan sementara lidah bertugas mencicipi dan membolak balikan makanan supaya dapat terkunyah rata. Lidah tidak dapat menggantikan gigi, gigi tidak bisa menggantikan lidah keduanya saling membantu dan membutuhkan. Keberagaman dan perbedaan adalah hakikat dunia. Untuk menjadi harmonis orang tidak harus memusuhi keberagaman dan perbedaan. Sebaliknya keberagaman dan perbedaan menunjukkan betapa pentingnya keharmonisan. Untuk mengembangkan hidup yang harmonis kita perlu mengembangkan semangat-semangat positif dalam kehidupan sehari-hari.

Orang yang berjuang mewujudkan dunia satu keluarga mutlak harus rendah hati. Sifat sombong dan angkuh sama sekali berlawanan dengan semangat dunia satu keluarga. Orang sombong tidak pernah menghormati orang lain, tidak bisa menghargai pandangan orang lain,mau menang sendiri dan egois. Sedikit berkorban sudah menuntut pamrih dan mengagungkan dirisendiri. Orang sombong tidak menghargai kebersamaan dan kepentingan orang banyak.Sifat sombong adalah penghambat utama terwujudnya dunia satu keluarga. Sebaliknya, kerendahan hati adalah landasan hidup harmonis, kerendahan hati membuat seseorang saling menghargai,membantu, dan saling memajukan. Kerendahan hati adalah semangat dunia satu keluarga dalam kehidupan sehari-hari.

Tulus apa adanya adalah kejujuran dan kemurnian hati yang sangat indah. Orang tulus tidak munafik, tidak berbelit-belit dan rumit sehingga banyak sahabat. Semua orang merasa nyaman dengan tenang berhubungan dengannya. Ketulusan menjadi pintu sukses dalam hubungan masyarakat. Sebaliknya sifat munafik, kelicikan, curang, rumit adalah perusak hubungan yang menjadi batu penghalang terwujudnya dunia satu keluarga.

Orang yang berjiwa besar adalah orang yang berlapang dada yang pemaaf, penuh pengertian,bertoleransi. Orang yang berjiwa besar sabar, tidak perhitungan, dan mampu berkorban perasa, dapat menerima hal yang menyakitkan. Orang yang berjiwa besar yang mampu menerima tanggung jawab besar dan tugas berat.

Kebersamaan menjadi semangat paling utama dalam dunia satu keluarga . Kebersamaan adalah semangat berbagi. Berbagi kebahagiaan, kesuksesan, kemuliaan, dan berbagi pencapaian. Kelemahan manusia adalah tidak mau berbagi hanya mau menikmati sendiri. Hanya mau sukses, bahagia ,kaya sendiri. Semangat tidak mau berbagi inilah penyebab utama kecemburuan dan iri hati, persaingan, pertikaian sampai pada peperangan.Semangat tidak mau berbagi ini pula yang membuat orang gagal menikmati kesuksesan dan kebahagiaan yang dicapai. Sebab kebahagiaan sendiri tidak dapat menandingi kebahagiaan bersama. Sebuah kebahagiaan menjadi sejati, bermakna dan bertahan bila dibagikan kepada banyak orang.

Banyak orang dapat bekerja sendirian dengan baik namun tidak bisa bekerjasama. Setiap bekerja sama pasti beda pendapat atau salah paham yang mengakibatkan pertikaian. Bekerja sama adalah sebuah seni tinggi untuk dapat bekerja sama dengan orang harus rendah hati, lapang dada, berani mengalah, berkorban perasaan dan senantiasa tulus ikhlas. Semangat bekerjasama adalah semangat hormat dan kasih. Kemampuan satu orang tentu tidak dapat disamakan dengan kekuataan banyak orang untuk menyelesaikan sebuah misi agung dibutuhkan tenaga banyak orang. Hanya dengan bergandeng tangan ,kerjasama yang baik, misi dunia satu keluarga dapat diwujudkan.

Tidak ada yang sempurna di dunia. Semangat dunia satu keluarga mengajarkan semangat memaafkan. Hanya orang yang mau memaafkan dapat berkontribusi pada misi Dunia Satu Keluarga. Sakit hati, kebencian, dendam adalah sumber penderitaan dan kesakitan. Memaafkan adalah sumber sukacita, dan kebahagiaan. Orang yang bahagia akan membagi kebahagiaan. Orang yang menyimpan sakit hati akan membagi penderitaan, orang yang memaafkan akan membagikan sukacita.

Ceria pangkal kebahagiaan dan sukacita. Orang ceria melupakan kesedihan, melepaskan beban menyakitkan. Mudah melupakan masa lalu. Orang ceria mudah riang gembira. Keceriaan adalah suasana utama dalam dunia satu keluarga. Keceriaan adalah sikap mental yang dapat dilatih dan dikembangkan. Orang yang mencita-citakan Dunia Satu Keluarga harus mengembangkan ceria dalam kehidupan sehari-hari kapan dan dimanpun berada.

Bersyukur adalah kunci hidup bahagia. Kesusahan hidup , kemiskinan, dan kesakitan bukanlah faktor penderitaan. Harta, jabatan, dan popularitas bukan juga faktor kebahagiaan,. Adalah rasa bersyukur yang menjadikan hidup bahagia dan ketiadaan rasa syukur yang akan membuat hidup menderita. Semangat Dunia Satu Keluarga dalam keseharian adalah belajar bersyukur dalam segala hal. Bersyukur dengan semua yang dimiliki bahkan juga bersyukur dengan semua yang tidak dimiliki. Bersyukur dalam suka dan duka, sukses dan gagal, lancar dan rintangan, kaya dan miskin.

Dunia satu keluarga (DSK) merupakan fondasi berkembangnya majunya ajaran Buddha Maitreya. DSK membutuhkan perhatian yang serius agar selalu eksis kapanpun dan dimanapun. Konsep DSK adalah memasukan moral spiritual sebagai pilar utama untuk mewujudkannya. Selain itu harus mempertahankan prinsip-prinsip nilai moral yang ada dalam masyarakat sebagai identitas kearifan lokal, tanpa bertentangan dengan norma agama. (RED_STABM)

Peringati Hari Bahasa Mandarin Kedelapan Mengusung tema “Satu Dunia Satu Keluarga”, Pusat Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan kembali lomba pidato dan unjuk bakat pada Sabtu, (7/3) di Aula Fakultas Sastra UM. Dua lomba ini diselenggarakan untuk memperingati hari Bahasa Mandarin yang kedelapan. Durasi Lomba Pidato Bahasa Mandarin kurang lebih 90 detik untuk setiap penampilan, sedangkan lomba unjuk bakat salah satunya menulis tulisan cina atau hanze dengan menggunakan tinta asli dari sana.

Acara pagi itu dibuka dengan penampilan tari Molihua yang dibawakan oleh mahasiswi prodi Bahasa Mandarin. Evi Eliyana, S.S.,M.A., Ph.D., Direktur Hubungan Internasional UM dalam sambutannya mengatakan, peringatan Hari Bahasa Mandarin kedelapan ini bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan Tiongkok dan sebagai jembatan persahabatan. Dia juga menjelaskan, tema “Satu Dunia Satu Keluarga” merupakan tema paten tiap tahunnya.

Dalam kegiatan tersebut juga dilangsungkan seleksi peserta untuk mengikuti lomba pidato bahasa Mandarin yang dipadukan dengan keterampilan di tingkat Jawa Timur. “Anak yang dapat mengikuti seleksi lomba ke Jatim hanya mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Bahasa Mandarin,” ujar Nadya Nafisah selaku ketua pelaksana. Nantinya, akan dipilih delapan peserta terbaik yang diseleksi langsung oleh dosen-dosen dari Tiongkok. Lebih lanjut, lomba ini tidak dipungut biaya. Bahkan selain mendapat uang tunai dan sertifikat, peserta bisa meminjam kostum untuk lomba unjuk bakat secara gratis bagi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, tetapi untuk mahasiswa nonprodi tersebut dikenai biaya sewa sebesar Rp20.000,00. Tahun ini jumlah peserta yang mengikuti kedua lomba sebanyak 40 peserta, 12 peserta dari Lomba Pidato Bahasa Mandarin dan sisanya lomba unjuk bakat. Jika tahun lalu lomba ini dikhususkan bagi mahasiswa prodi Bahasa Mandarin, tahun ini mahasiswa nonprodi bisa mengikuti kedua lomba ini secara gratis.

Di akhir acara panitia mengumumkan pemenang masing-masing lomba. Tiap lomba diambil lima kategori juara, yaitu juara 1, 2, 3, harapan, dan potensial. Di samping itu, semua peserta juga memperoleh penghargaan dari penyelenggara. “Pusat Bahasa Mandarin selalu bisa mengapresiasi semua peserta,” ujar Nadya. Juri yang menilai kedua lomba ini berasal dari beberapa universitas yang tergabung di Pusat Bahasa Mandarin, di antaranya staf Pusat Bahasa Mandarin UM, Universitas Brawijaya, dan Universitas Ma Chung. “Harapannya, semoga tahun depat pesertanya meningkat, kemampuan berbahasa Mandarin meningkat, dan semangat peserta juga terus meningkat, karena dengan mengikuti lomba bahasa Mandarin, penghargaan lomba bisa dijadikan bekal saat melamar pekerjaan setelah lulus,” pungkas Nadya.

0%0% found this document useful, Mark this document as useful

0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful

0%0% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Written By : Sherlina

Bumi merupakan suatu planet yang merupakan tempat hidupnya banyak ragam jenis makhluk. Beberapa diantaranya yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Dalam pembahasan rinci tentang manusia, manusia terdiri atas berbagai suku, budaya, warna kulit, ras, bahasa, dan lain sebagainya. Dalam jenis keberagaman yang hadir ditengah-tengah masyarakat bisa jadi perbedaan membuat kita gagal melihat persamaan dan kebersamaan.

Dunia menjadi satu keluarga bukan dengan menyatukan semua bangsa menjadi satu bangsa, semua adat dan budaya menjadi satu adat dan budaya, lebih-lebih bukan dengan meniadikan agama-agama lain dan menonjolkan satu agamaku, atau dengan meleburkan semua agama menjadi satu agama.

Menurut Wang Tzu Kuang (2006, 2) Makna Dunia Satu Keluarga dimanifestasikan dalam tembang Dunia Satu Keluarga sebagai berikut , Kamu dan aku satu keluarga, bumi satu keluarga, semua manusia satu keluarga, dunia satu keluarga, kewarganegaraan berbeda-beda, namun tetap satu keluarga, beragam agama dan keyakinan, juga adalah satu keluarga, beraneka ragam suku bangsa, tetap satu keluarga, berbeda warna kulit dan ras, tetapi juga satu keluarga, beraneka ragam kebangsaan, semua satu keluarga, berbeda budaya namun tetap satu keluarga, berbeda adat istiadat juga satu keluarga, berbeda kebiasaan, juga satu keluarga, berbeda bahasa, juga satu keluarga, berbeda aksara, juga satu keluarga,  seluruh umat manusia satu keluarga ,semua makhluk hidup satu keluarga ,wo men yi jia ren  我 們是一家人.

Himne pujian kedamaian Semesta menyebutkan bahwa Langit bumi bagai ayah bunda, semua manusia di dunia Satu Keluarga, burung di angkasa, aneka satwa yang hidup, di daratan dan di lautan, semua adalah saudara kita, bunga, rumput, pepohonan, bagian dari keluarga taman semesta. Junjung semua kehidupan, lindungi hidup kita, lindungi hidup mereka, cintai hidup kita, cintai hidup mereka, muliahakan hidup kita, muliakan hidup mereka. Bersama mari membangun Keluarga yang harmonis dengan alam, masyarakat yang harmonis dengan alam, bangsa yang harmonis dengan alam, Dunia, manusia, alam berpadu menuju Damai.

Jadi, dunia satu keluarga yang sesungguhnya adalah hidup bersama dengan merangkul sesama tanpa memandang perbedaan, dengan makna menjalani hidup tanpa diskriminasi terhadap suatu orang atau kelompok yang berbeda dengan diri kita. Dengan begitu maka dapat terealisasikan dunia indah yang damai dan tenang, tanpa memandang perbedaan dan tindakan diskriminasi.

https://www.maitreya-mapanbumi.or.id/dunia-satu-keluarga/

https://maitreyawira.ac.id/content/pendidikan/25-membangun-peradaban-kehidupan-manusia–1-

Pengarusutamaan Moderasi Beragama memang perjuangan yang tidak mudah, selain harus menjadikannya sebagai cara pandang setiap umat beragama, upaya ini juga harus diiringi dengan menjadikannya terintegrasi ke dalam sistem perencanaan pembangunan Indonesia jangka menengah dan jangka panjang, agar program-program yang dijalankan mendapat dukungan semua pihak. Rumah Moderasi Beragama (RMB) yang berada di Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) sejauh ini mulai berkembang dalam mengusung kebijakan moderasi beragama yang tertuang dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Agama 2020-2024. antara lain tentang  Komitmen kebangsaan; Toleransi; Anti kekerasan; dan Akomodatif terhadap kebudayaan lokal.

Wang Tzu Kuang (2006) Makna Dunia Satu Keluarga dimanifestasikan dalam tembang Dunia Satu Keluarga sebagai berikut ; Kamu dan aku satu keluarga, bumi satu keluarga, semua manusia satu keluarga, dunia satu keluarga, kewarganegaraan berbeda-beda, namun tetap satu keluarga, beragam agama dan keyakinan, juga adalah satu keluarga, beraneka ragam suku bangsa, tetap satu keluarga, berbeda warna kulit dan ras, tetapi juga satu keluarga, beraneka ragam kebangsaan, semua satu keluarga, berbeda budaya namun tetap satu keluarga, berbeda adat istiadat juga satu keluarga, berbeda kebiasaan, juga satu keluarga, berbeda bahasa, juga satu keluarga, berbeda aksara, juga satu keluarga,  seluruh umat manusia satu keluarga ,semua makhluk hidup satu keluarga. Puncak kejayaan peradaban ialah "Dunia Satu Keluarga". Evolusi penghidupan umat manusia, adalah peningkatan keseluruhan peradaban. penghidupan umat manusia. Hanya dengan peningkatan dan perluasan peradaban penghidupan umat manusia, barulah memungkinkan hidup yang dapat berkelanjutan.  Dunia Satu Keluarga, apabila setiap orang saling mengasihi dan memandang dunia dengan visi dan misi yang sama membangun Dunia Satu Keluarga, maka akan terwujudlah sebuah budaya dan peradaban yang baik dan bermoral etika yang baru bagi keselamatan dan kedamaian umat manusia.

Budaya Kasih Semesta “Ilmu Keindahan Hidup Manusia” belajar seumur hidup, untuk mengembangkan dan menggali: 1) Kebudayaan luhur yang terkandung dalam budaya kasih semesta, seperti budi pekerti, kecerdasan, kesehatan, kebersamaan, keindahan, kesucian; 2) Membantu generasi muda untuk mengembangkan diri, menuju pembelajaran kebudayaan global; 3) Mendorong pencapaian keharmonisan bagi personal, keluarga, masyarakat, bangsa-negara dan dunia; 4) Serta membangun kehidupan sejahtera yang paling sejati, paling bajik, paling indah, dan paling suci.

Sasaran yang mau dicapai dalam program Budaya Kasih Semesta adalah ; 1) Membantu generasi muda membentuk kepribadian luhur dalam kehidupan sehari-hari; 2) Mendorong semangat hidup yang dinamis dan positif, membangun wawasan yang benar tentang nilai hidup benar dan tujuan hidup yang benar; dan 3) Menyosialisasikan ilmu keindahan hidup yang mengasihi alam semesta, menampilkan pribadi yang indah kodrati. (Wang Tzu Kuang & Winnie W.Y.Ho, 2016)

Seseorang memiliki Hati Kasih akan memaknai “melindungi kehidupan, mengasihi kehidupan, dan memuliakan kehidupan”. Rumah Moderasi Beragama simbol Kebersamaan dan Keharmonisan yang dibingkai oleh STAB Maitreyawira untuk mewujudkan Tiga Keharmonisan : Gembira Harmonis(Hele), Kerukunan Harmonis(Hexie), dan Kebersamaan Harmonis(Hequn).

Moderasi harus dipahami sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan yang paripurna, di mana setiap warga masyarakat, apa pun suku, etnis, budaya, agama, dan pilihan politiknya harus mau saling mendengarkan satu sama lain, serta saling belajar melatih kemampuan mengelola dan mengatasi perbedaan di antara mereka. Jadi jelas bahwa moderasi beragama sangat erat terkait dengan menjaga kebersamaan dengan memiliki sikap tenggang rasa. sebuah warisan leluhur yang mengajarkan kita untuk saling memahami dan ikut merasakan satu sama lain yang berbeda dengan kita.

Era Disrupsi Digital Perkembangan peradaban kehidupan manusia telah mengantarkannya ke dalam suatu era yang serba canggih. Hal yang paling terlihat dari perkembangan kecanggihan teknologi adalah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dengan munculnya internet yang berjalan sangat cepat dan diikuti dengan hadirnya media sosial. Implementasi dalam moderasi beragama sangat dibutuhkan pada era disrupsi digital saat ini.

Upaya penting dalam menerapkan moderasi beragama saat ini adalah bertujuan agar mencetak generasi yang moderat dan tidak gampang terpengaruh oleh paham-paham radikal yang disebarkan dari dunia maya. Implementasi dalam menanamkan moderasi beragama terhadap milenial di era disrupsi digital saat ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Dapat memanfaatkan media sosial di era digital ini dengan cara yang bijak dan dapat membedakan paham radikal dengan pemahaman moderasi beragama; 2) Pendidikan yang berbasis moderasi beragama diperlukan terhadap para pengajar di sekolah maupun perguruan tinggi untuk mencetak generasi yang toleran terhadap perbedaan; 3) Mengikutsertakan generasi milenial dalam kegiatan di masyarakat; 4) Fungsi keluarga sebagai rumah moderasi pertama sangat signifikan agar nantinya paham keagamaan radikal tidak akan berkembang dari ranah keluarga; dan 5) Ruang dialog yang harus dibangun dengan generasi milenial, baik di dalam rumah maupun dalam ranah masyarakat.

Buddha juga mengajarkan bahwa spirit agama adalah Metta(cinta kasih) yaitu berpegang teguh pada cinta kasih dan kasih sayang yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, toleransi, kesetaraan, dan tanpa kekerasan. Buddha Dharma merupakan “jalan tengah”( the middle way) yang merupakan aspek penting dari spiritualitas umat Buddha agar terhindar dari ekstremitas untuk menuju pada kebahagiaan sejati. Semoga membawa keharmonisan, kebahagiaan, dan kedamaian sekarang dan akan datang.

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama R.I. 2019 Moderasi Beragama. Jakarta: Kementerian Agama R.I.

Muria Khusnun Nisa dkk, 2021. Moderasi Beragama : Landasan dalam Tradisi Berbagai Agama dan Implementasi di Era Disrupsi Digital. Jurnal Riset Agama Vol.1. Nomor 3 (Desember 2021)

Reza Perwira dan Heri Setiawan. 2023. Studi Evaluasi Rumah Moderasi  Beragama Pada STAB Maitreyawira Pekanbaru, Provinsi Riau.

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama R.I. Jakarta

Tzu Kuang,Wang & Winnie W.Y.Ho.2016,The Core Curriculum of Nature Loving, The Aesthetic Education of Humanity, Tzu Kuang Publisher. Taiwan.R.O.C: Dept of  Publication and Distribution.

Tzu Kuang,Wang.2015. The Survival Path Of Humanity, Taiwan ROC: Tzu Kuang Publisher

Tzu Kuang,Wang.2009.Life in harmony with Nature : Revealing the beauty and Dignity of Mankind. Taiwan ROC: Tzu Kuang Publisher,

Tzu Kuang,Wang.2009. The nature loving wonderland : the Universal family. Taiwan ROC: Tzu Kuang Publisher. www.the-inla.org

Tzu Kuang,Wang. 2010, Pujian Kasih Semesta, DPP Mapanbumi, Jakarta.

Tim RMB STAB Maitreyawira. 2020. Pedoman Pengintegrasian Moderasi Beragama dalam Pembelajaran. Pekanbaru.

*)Penulis : Sonika, Dosen STAB Maitreyawira dan Universitas Riau Pekanbaru (RED_STABM)

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.